Munculnya kasus penyebaran covid-19 antara guru di lingkungan sekolah di Surabaya ditanggapi cepat oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dengan mengabulkan permohonan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk meniadakan aktivitas di sekolah melalui kegiatan mengajar dari rumah. Sebagaimana yang tertuang dalam Surat Permohonan Nomor 046/Org/Kot/XXII/2020 tertanggal 14 Agustus 2020.

Hari ini (17 Agustus 2020), Walikota Surabaya menerbitkan Surat Nomor 800/436.8.3/2020 agar seluruh pegawai di lingkungan sekolah dapat melaksanakan tugas kedinasan di rumah dan tidak mengadakan kegiatan di sekolah. Surat ini berlaku untuk Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama baik negeri maupun swasta.

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti mengapresiasi kebijakan Walikota untuk meniadakan aktivitas di sekolah. “Pemkot dalam hal ini walikota mengakomodir fakta yang ada bahwa memang banyak guru yang terpapar. Tidak ditutup-tutupi.” Tuturnya.

Fakta bahwa terdapat melonjaknya jumlah guru yang terpapar covid-19 juga dikonfirmasi langsung oleh Risma saat ditemui Reni sesuai upacara Hari Kemerdekaan di Balai Kota pagi tadi (17 Agustus 2020). Penambahan jumlah pasien konfirmasi positif beberapa hari terakhir , banyak yang guru.

Reni juga menyarankan agar selama 14 hari sekolah tidak ada kegiatan. Semua guru bisa melakukan Work From Home (WFH). “Nanti untuk yang piket bisa diatur. Lebih untuk menjaga keamanan sekolah. Tetapi guru mengajar dari rumah.”

Setelah masa mengajar dari rumah selesai dalam waktu 14 hari, sekolah harus disemprot disenfektan. Guru yang terpapar ditracing. Semua guru yang ditracing harus diswab. Kemudian setelah ada keputusan untuk kembali mengajar dari sekolah, kedepannya guru bisa masuk bergiliran dan jam kerja dapat dikurangi. Sehingga guru yang sudah tidak ada aktivitas mengajar dapat segera pulang ke rumah. Tidak seperti sekarang guru harus menunggu sampai jam pulang 14.00 karena harus checlock dari sekolah. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan guru-guru pada saat Reni memantau proses mengajar dari beberapa sekolah, yaitu SDN Semolowaru I Surabaya, SMPN 30 dan SMPN 15 Surabaya.

Sebelumnya, politisi perempuan lulusan statistika ITS tersebut beberapa kali menerima laporan dari guru bahwa banyak rekan kerjanya yang meninggal dan terpapar covid. Menindaklanjuti laporan tersebut, Reni menemui pengurus PGRI Kota Surabaya untuk mendengarkan dan meminta masukan untuk memutus rantai penyebaran covid di sekolah dan melindungi kesehatan guru.

Reni berharap agar upaya ini dapat memutus mata rantai penyebaran covid di sekolah. Harapannya ketika kurva pandemi semakin menurun dan Surabaya dapat masuk ke zona kuning dimana sekolah sudah dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Sekolah sudah lebih siap. “sekolah sudah di lockdown dan disterilisasi dengan penyemprotan disenfektan.” tuturnya.

Sumber :

Reni Astuti Apresiasi Kebijakan Wali Kota Tiadakan Kegiatan Sekolah Tatap Muka, Seluruh Guru WFH

https://m.tribunnews.com/regional/2020/08/18/mulai-hari-ini-seluruh-tenaga-pendidik-se-surabaya-diminta-work-from-home

https://jatim.tribunnews.com/2020/08/17/sekolah-tatap-muka-surabaya-ditiadakan-dprd-apresiasi

https://madura.tribunnews.com/2020/08/17/pembelajarantatap-muka-siswa-sekolah-di-surabaya-ditiadakan-dprd-apresiasi-langkah-wali-kota-risma

https://jatim.antaranews.com/berita/407358/pimpinan-dprd-surabaya-apresiasi-kebijakan-peniadaan-kegiatan-di-sekolah

https://portalsurabaya.pikiran-rakyat.com/suroboyoan/pr-22673257/wakil-ketua-dprd-surabaya-reni-astuti-dukung-kebijakan-walikota-semua-guru-di-wfh