Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (MusrenbangPerempuan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Surabaya Tahun 2025, Senin (27/5).

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti menyebut, Musrenbang adalah forum para pelaku pembangunan yang secara kolektif merumuskan rencana pembangunan daerah. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi di dalam musyawarah perencanaan pembangunan ada transparan, responsif, akuntabel, efektif, efisien, partisipatif, terukur, berwawasan lingkungan, dan berkeadilan.

”Ada pendekatan teknokratik, politik, dan partisipatif. Nah, musrenbang perempuan merupakan bagian dari bagaimana melibatkan partisipasi kaum perempuan dalam membangun Kota Surabaya,” tutur Reni.

Secara demografi menurut data kependudukan, Kota Surabaya merupakan daerah dengan tiga juta populasi. Memiliki tingkat jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki, 51 persen berbanding 49 persen.

Legislator Kota Surabaya itu menyampaikan, perempuan mempunyai kewajiban utama sebagai ibu sekaligus istri yang memiliki tugas utama mendidik generasi masa depan. Selain itu, perempuan juga punya kewajiban memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan pembangunan nasional.

Indeks Pembangunan Gender Kota Surabaya tercatat mengalami tren positif dengan 94,99 poin pada 2021 menjadi 95,29 pada 2022. Indeks ketimpangan gender Kota Surabaya 0,128 telah melampaui capaian provinsi 0,423 bahkan nasional 0,447.

”Ini menunjukkan bahwa perhatian kebijakan Pemkot didukung DPRD Surabaya memberikan ruang yang besar. Perempuan mendapatkan tempat yang mulia sebagaimana peran perempuan yang mulia,” ungkap Reni.

Dia berharap forum musrenbang menghasilkan kebijakan dan program yang akan membawa Surabaya dan Indonesia lebih hebat melalui peran perempuan. Ketika pemerintah memberi perhatian pada sisi kebijakan di bidang perempuan, tidak hanya bicara tentang masa kini namun juga masa depan.

”Ini sesungguhnya kita tengah menyiapkan kualitas SDM masa depan, kita tidak hanya bicara untuk masa kini, begitu juga di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, atau mungkin ekonomi, terkait geliat ekonomi yang dibangun oleh perempuan di Surabaya,” terang Reni.

”Yang tidak kalah penting bagaimana anti kekerasan perempuan juga harus tetap menjadi perhatian buat kita semua,” imbuh dia.

Tema musrenbang kali ini adalah Penguatan Kapasitas Surabaya Menuju Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Melalui Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kerja Sama Strategis.