Covid-19 sudah melandai di seluruh dunia. Kini muncul kasus baru: hepatitis akut yang menyerang anak-anak. Kemunculannya pun hampir berbarengan dengan pembelajaran tatap muka (PTM) pascalibur Lebaran.

Muncul kekhawatiran dari wali murid dan guru. Apalagi, setelah tersiar kabar adanya 114 suspek di 18 kabupaten/kota di Jatim. Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti berharap agar masyarakat tidak panik. Namun, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. ”Kita tunggu hasil pengujian Kementerian Kesehatan. Kementerian Pendidikan juga belum menerbitkan larangan PTM sampai sore ini,” ujar Reni kemarin (6/5).

Sangat mungkin PTM bakal tetap digelar pada Senin (9/5). Pihak sekolah diminta proaktif untuk memantau kesehatan muridnya. Mereka yang memiliki gejala diare atau penyakit kuning harus segera dilaporkan ke puskesmas atau RSUD terdekat.

Selain itu, Reni mendorong agar keran cuci tangan di sekolah yang sudah ada sejak pandemi dipertahankan. Sebab, salah satu penularan hepatitis akut tersebut adalah lewat makanan. ”Termasuk menjaga kebersihan di kantin. Masakan harus benar-benar matang. Piringnya juga harus dicuci sampai bersih,” jelas politikus PKS tersebut.

Reni mengatakan, learning loss selama dua tahun pandemi sangat memprihatinkan. PTM dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan. Dia berharap dan berdoa agar munculnya penyakit baru itu tidak menjadi pandemi berikutnya. Pemerintah diharapkan mampu mengendalikan situasi agar tidak menghambat pemulihan sektor ekonomi. Termasuk sektor UMKM yang kini mulai tumbuh. ”Kita sudah melangkah meninggalkan Covid-19. Semoga kasus baru itu tidak membahayakan,” harapnya.

 

Sumber:

Reni Astuti: Dorong Kampanye Cuci Tangan di Sekolah (disway.id)