SURABAYA – Surabaya pada tahun 2020 ditarget menjadi Kota Sehat. Keberadaan 525 ribu anak di lembaga pendidikan Paud, TK, SD, SMP, SMA, SMK menjadi kunci penentu.

Ini disampaikan anggota Komisi D DPRD Surabaya, Reni Astuti, S.Si, saat Sosialisasi Hasil Rakernas UKS/M tahun 2018, di ruang Ki Hadjar Dewantara, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Senin (30/7).

Hadir dalam sosialisasi tersebut, anggota lain Komisi D DPRD; Sudirjo dan Lembah Setyowati. Selain itu, Patriana Susetyowati dari Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov Jawa Timur.

“Keberadaan UKS strategis sehubungan 525 ribu anak di sekolahannya. Keberadaan anak-anak ini tidak perlu dikumpulkan, sudah terkumpul. Tinggal memberikan program,” kata Reni di hadapan perwakilan pihak kecamatan, puskesmas, sekolahan, dan kampus yang hadir.

Reni mempertanyakan apakah sekolah memiliki profil kesehatan siswa. Data tiap kecamatan tidak sama. Profil kesehatan siswa wajib dimiliki UKS.

Karena itu, kata Reni, UKS tidak sebuah ruangan untuk istirahat tapi sesuatu yang strategis. Karena itu UKS jangan di pojok.

Reni membuka data Badan Pusat Statitik (BPS) Jawa Timur tahun 2017 yang menyebut peningkatan angka kasus infeksi pernafasan pada anak tahun 2017 dibanding tahun 2016. Selain itu meningkatnya penyakit yang ditemukan Puskesmas. Salah satunya penyakit mata yang bisa jadi karena gadget.

” Ini data BPS Jawa Timur, data resmi,” kata Reni menjelaskan data pada layar paparan.

Perlu ada internalisasi. Kampus yang memiliki Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) bisa sinergi dengan sekolahan dan puskesmas. “UKS tidak bisa dikelola biasa-biasa lagi,” pesan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

UKS, menurut Reni, merupakan sebuah indikator penting dalam mewujudkan Surabaya Kota Sehat. Peran sekolah dan stakehokder terkait sangat penting.

Peran UKS membentuk karakter sehat dan daya saing siswa. Jika siswa sehat kemampuan belajar dan kemampuan kecerdasan lainnya akan saling mendukung.

“Orang itu sakit atau sehat tergantung apa yang dia makan dan pola hidup.  Anak-anak biasanya suka jajan. Angka harapan hidup sekarang meningkat hingga 70 tahun. Ketika usia produktif sehat maka angka harapan hidup akan meningkat,” tutup Reni.

Anggota Komisi D Sudirjo menambahkan, sosialisasi ini bisa menjadi wadah sekolah, puskesmas, dan kecamatan menyampaikan usulan atau saran soal UKS. “Sampaikan saja usulan, DPRD akan mengawal. APBD Surabaya besar, delapan triliun bahkan mau mencapai sembilan triliun,” kata Sudirjo.

Menurutnya, masyarakst ingin sehat dan sejahtera. Karena itu sosialisasi hasil rakernas UKS/M tahun 2018.

“Dana sangat penting, perimbangan dana dibahas dengan pemkot dengan DPRd. Bilamana ada keluhan tolong disampaikan. Ini agar UKS benar-benar terwujud melalui pendampingan bersama puskesmas. Penanganan adalah tugas bersama kita semua,” papar Dirjo, sapaannya.

Patriana Susetyowati dari Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov Jawa Timur menegaskan pihaknya aktif koordinasi dengan sekolah di 38 kabupaten/kota yang ada. Targetnya, optimalisasi UKS.

Sekretaris Dispendik Surabaya, Aston Tambunan, menambahkan bersamaan sosialisasi yang digelar pihaknya dimanfaatkan untuk lebih “membumikan” Salam UKS. Dimana ketika ada yang mengatakan; “Salam UKS” maka dijawab “Sehat Dimulai Dari Saya”. (rel)