Anggaran belanja yang dipaparkan dalam rapat kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) sebesar Rp 47,7 miliar untuk beasiswa dana pendidikan belum final. Angka tersebut diprediksi bisa menggemuk.

Wakil Ketua DPRD Reni Astuti mengatakan, anggaran Rp 47,7 miliar bisa naik jika memang dibutuhkan. Sebab, menurut dia, pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) masih berproses hingga bulan depan. ”Nanti 10 November rencana diparipurnakan,” ujarnya kemarin.

Politikus dari Fraksi PKS itu menyebutkan, dalam KUA-PPAS APBD 2022 anggaran pendidikan mencapai Rp 2,2 triliun. Tepatnya, Rp 2.289.331.932.375 atau 22,56 persen. Dana pendidikan masih duduk di urutan kedua dalam pagu belanja pemkot. Di urutan pertama, ada anggaran kesehatan. Yakni, Rp 3,2 triliun (Rp 3.221.210.717.488) atau 35,48 persen.

Dua anggaran tersebut sudah melebihi patokan minimal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Menurut Reni, hal itu berdasar Permendagri 27 Tahun 2021. Permen tersebut menyatakan, anggaran kesehatan minimal 10 persen, tapi Surabaya bisa 35 persen.

Lalu, lanjut Reni, anggaran pendidikan minimal 20 persen. Sementara itu, Surabaya bisa 22,56 persen. ”Ini menunjukkan bahwa DPRD support bidang kesehatan karena urgen pada kondisi saat ini,” tambahnya.

Asa terus dikobarkan Eri Cahyadi bersama jajaran pasukannya. Reni mengungkapkan, pihaknya mendukung langkah-langkah pemkot sepanjang untuk kebaikan. Tahun depan performa Surabaya diharapkan mengalami eskalasi yang signifikan.

Dia menilai, yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki adalah output kegiatan yang harus lebih baik. Hal itu bertujuan agar anggaran besar yang sudah disiapkan tepat dan sesuai kebutuhan warga Surabaya. ”APBD secara kuantitatif dan kualitatif harus lebih baik dari sebelumnya,” tegas Reni.

Misalnya, kasus anak sekolah yang tidak bisa meneruskan pendidikan karena masalah finansial. Reni mengharapkan hal-hal tersebut tidak ada lagi.

 

Sumber:

Anggaran Beasiswa SMA di Surabaya Bisa Bertambah (jawapos.com)