REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Anggaran perbaikan sekolah yang mengalami kerusakan di Surabaya dinilai masih minim. Pasalnya, anggaran yang diajukan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2012 Surabaya, hanya mencapai Rp 173 miliar.

Padahal, kata Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Reni Astuti, jumlah sekolah yang rusak hingga tahun ini mencapai 520 unit. Dari jumlah yang diajukan, jelas Reni, dianggarkan untuk biaya perbaikan dan pembangunan sekolah dasar (SD) sebanyak Rp 142 miliar, sedangkan sisanya untuk sekolah menengah pertama (SMP). “Jumlah itu masih sangat minim,” ujarnya, Jumat (2/12).

Menurut dia, biaya perbaikan satu unit sekolah diperkirakan membutuhkan biaya mencapai Rp 1 miliar. Sehingga biaya yang diperlukan untuk memperbaiki dan membangun sekolah yang rusak sebanyak Rp 520 miliar.

Tapi, sambungnya, jika anggaran yang disediakan hanya mencapai Rp 173 miliar saja, itu berarti perbaikan sekolah hanya bisa terpenuhi 25 persennya saja. “Jadi, hanya sebanyak 130 unit sekolah yang dapat diperbaiki,” kata Reni.

Karena itu, ia mempertanyakan nasib sisa sekolah yang tidak dapat ter-cover dari anggaran yang saat ini diajukan. “Apakah sampai menunggu ambrol?”

Kendati mengalami peningkatan dari tahun 2011, namun Reni tetap menilai bahwa anggaran tersebut belum dapat memperbaiki seluruh sekolah rusak yang ada di Surabaya. Pemkot, imbuhnya, harus melakukan efisiensi anggaran pada bidang lainnya. Selanjutnya, anggaran yang ada harus dialihkan untuk biaya perbaikan sekolah.

Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya mengakui masih banyak sekolah rusak yang membutuhkan perbaikan. Berdasar survei yang dilakukan tim Dispendik Surabaya, tercatat sekitar 300 sekolah di sejumlah lokasi di Surabaya rusak berat.

“Tentunya, tidak lantas semua dialokasikan dalam anggaran perbaikan. Kami, punya skala prioritas, mana sekolah yang memang benar-benar butuh perbaikan. Karena, kami sudah alokasikan anggarannya hingga Rp 300 miliar,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kadispendik Surabaya, M. Taswin.

Republika.co.id

Redaktur: Chairul Akhmad

Reporter: Ahmad Reza Savitri