SURABAYA (BM) – Keberadaan duta wisata Cak dan Ning mendapat sorotan tajam dari kalangan DPRD Surabaya. Kumpulan muda-mudi berbakat itu dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan wisata di Surabaya.

Penyebabnya juga sepele, disibukkan tugas sebagai penerima tamu di banding fungsi utamanya sebagai figur yang mempromosikan wisata Kota Pahlawan.

Hal ini dikemukakan Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Reni Astuti. Dia menilai jika selama ini Cak dan Ning tidak berperan memajukan wisata.

Padahal, harapannya, keberadaan pemuda berbakat hasil kontes ini bisa diberdayakan untuk lebih banyak mempromosikan pariwisata. Apalagi gelarannya rutin setahun sekali dengan menggunakan dana APBD.

“Saya melihat setiap acara pemerintahan, selalu ada Cak dan Ning yang ditugaskan sebagai terima tamu. Padahal mereka itu orangnya pinter-pinter,” katanya, Minggu (29/3).

Reni menyayangkan jika mereka yang dipilih tidak dioptimalkan sebaik mungkin. Semestinya, Cak dan Ning tersebut bisa mempromosikan wisata di Surabaya agar dikenal oleh warga di daerah lain. “Hal itu harus dipikirkan agar pemilihan ke depan bisa bermanfaat buat Surabaya,” ujarnya.

Polemik Cak dan Ning memang sempat mencuat jelang pelaksanaan yang biasanya bertepatan dengan HUT Surabaya. Walikota Tri Rismaharini sebelumnya membantah adanya kabar dihapuskannya agenda ini.

Menurut Risma, sapaannya, munculnya penghapusan pemilihan Cak dan Ning pertama kali mencuat setelah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mewacanakan merubah waktu pemilihan. Jika selama ini pemilihan digelar setiap tahun, waktu itu Disbudpar mengusulkan digelar setiap dua tahun sekali.

“Kita tidak ada rencana menghapus tapi jadwalnya saja yang diubah,” ujarnya.

Risma menyatakan, wacana digelarnya pemilihan Cak dan Ning setiap dua tahun sekali muncul karena pemenang ajang tersebut dalam satu tahun hanya mengikuti lima kegiatan. Atas berbagai pertimbangan akhirnya muncullah wacana digelar dua tahun sekali. “Seperti yang saya omongkan kemarin, kalau diadakan ya silahkan. Kalu tidak ya tidak apa-apa,” tegasnya.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) ini menegaskan jika pemilihan Cak dan Ning tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi perekonomian kota Surabaya. Pemilihan Cak dan Ning hanyalah aktivitas bagi para remaja. (arn/epe)