Belasan tahun sejak Pasar Turi terbakar pada 2007, sejak itu pasar grosir legendaris ini menjadi ‘Pasar Turu’.
Ikon pasar grosir terlengkap dan termurah ini terlelap dalam tidur panjangnya.
Namun saat ini, di bawah kendali Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, pasar grosir terbesar di Indonesia Timur itu kini dibangunkan dari tidurnya.
Pasar Turi Baru bangkit kembali dan beroperasi begitu resmi dibuka pada Senin (21/3/2022).
Ratusan pedagang yang enggan menempati stan pascakebakaran sudah masuk gedung Pasar Turi Baru kembali.
Sebelumnya, ratusan pedagang ini memilih tetap berada di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi. Kini TPS telah diratakan dengan tanah dan dijadikan jalan lebar.
Begitu juga pedagang lama yang sempat beralih ke Pasar Grosir Surabaya (PGS) juga kembali ke rumah lama mereka. Pasar Turi Baru dengan enam lantai kini lebih luas dan nyaman. Ribuan stan sudah banyak yang terisi.
“Kami mengapresiasi betul kerja nyata Pemkot (Pemerintah Kota) menghidupkan kembali Pasar Turi. Belasan tahun mangkrak. Bisa jadi ini akan terus dikenang dan menjadi legacy (warisan) Pak Wali Kota Eri kelak,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti saat meninjau Pasar Turi, Selasa (22/3/2022).
Selama belasan tahun, ribuan pemilik stan di Pasar Turi hanya bisa merana.
Pemkot di era saat ini berhasil menerobos kebuntuan selama bertahun-tahun dengan arahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan.
Bersama pihak ketiga yang bikin gedung sekaligus pengelola, akhirnya bisa satu suara.
Pasar Turi Baru Surabaya ini dibangun oleh pihak ketiga, PT Gala Bumi Perkasa, dengan sistem build operate transfer (BOT) atau Bangun Guna Serah. Bangunan enam lantai yang luas itu menempati lahan aset Pemkot.
Pedagang tak punya hak milik, tapi hak pakai saja.
Namun pemakaian ribuan stan itu mencapai 30 tahun, sesuai masa BOT.
Sebelumnya, Pasar Turi Lama dikelola oleh Pemkot Surabaya di bawah UPTD Pasar Turi.
Reni Astuti berharap pengelola atau manajemen Pasar Turi Baru ini bisa lebih baik.
“Bangunan Pasar Turi Baru ini asetnya milik Pemkot yang dikelola oleh swasta. Setelah 30 tahun, aset ini bisa diserahkan ke Pemkot. Saya berharap pedagang dan pengleola sama-sama untung,” kata Reni
Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya Moch Awaludin Arief menyebutkan, total ada 6.424 stand di Pasar Turi Baru.
Sebanyak 3.780 stand sudah terjual untuk pedagang lama. Sisanya akan segera terisi.
Dalam ketentuannya, untuk pedagang lama berlaku harga khusus dan lebih murah.
Untuk pedagang baru, besaran nilai sewa sekitar Rp 400 juta, ada juga yang Rp 600 juta.
Bisa Besar untuk PAD
Selain menggeliatkan ekonomi, Pasar Turi Baru bisa memberi dampak pada sektor tenaga kerja.
Ribuan pekerja warga Surabaya akan terserap. Seperti tenaga kerja bidang kebersihan, keamanan maupun karyawan stand.
“Jadi, ini sangat menguntungkan,” kata Reni Astuti.
Tak hanya itu, pendapatan asli daerah (PAD) tentang retribusi parkir juga akan berdampak positif.
Dengan lahan parkir berdaya tampung 1.800 mobil dan 2.500 sepeda motor, tentu sangat bisa menjadi PAD dari sector retribusi parkir.
Tentu dampak untuk PAD akan luar biasa besarnya.
Oleh karena itu, Reni Astuti berharap, baik pengelola maupun pedagang sama-sama diuntungkan dari beroperasinya Pasar Turi Baru.
Ia menyebut keberadaan Pasar Turi Baru juga bisa mendorong sektor pariwisata. Apalagi, semua tempat wisata di Surabaya akan terintergrasi.
Misalnya di sekitar Pasar Turi Baru ada wisata kota lama. Kemudian ada wisata air.
“Jadi, mereka sebelum pulang bisa mampir dulu ke Pasar Turi untuk beli oleh-oleh. Dan pulangnya bisa mencicipi kuliner di Tunjungan. Jadi, sangat lengkap Surabaya ini. Potensi ekonomi bisa dibangkitkan,” ucap Reni Astuti.
Sumber:
Berita Lainnya:
Pasar Turi Resmi Dibuka, Reni Harap Berikan Sewa Murah Pada Pedagang Lama • Diagramkota
Pasar Turi Surabaya Beroperasi Lagi, Waket DPRD Harap Kembali Ramai (detik.com)
Komentar Terbaru