Peringatan Hari Nelayan pada Selasa (6/4) menjadi momentum bagi Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti dalam memperhatikan nasib kesejahteraan masyarakat pesisir di Kota Surabaya. Oleh karenanya, politisi perempuan PKS ini turut menggalakan giat penanaman sejumlah 500 bibit pohon Mangrove pada Rabu (7/4) di kawasan Hutan Mangrove Wonorejo.

Agenda ini diikuti oleh sejumlah aktivis lingkungan, Dinas Kehutanan Pemprov Jatim dan berbagai petani dan nelayan Wonorejo Surabaya. Kegiatan ini dimulai dari menyusuri sepanjang Sungai Bakau Wonorejo untuk menuju titik lokasi penanaman. Lebih lanjut, acara kemudian beranjak ke agenda utama menanam sejumlah 500 bibit pohon mangrove di titik lokasi yang sudah disiapkan sebelumnya.

Reni Astuti menyampaikan bahwa keberadaan Hutan Mangrove Wonorejo harus dilestarikan dan berdampak pada kesejahteraan petani tambak dan masyarakat pesisir lainnya.  Aset pemkot yang menganggur juga lebih baik jika bisa dimanfaatkan oleh warga.

“Giat penanaman ini juga dalam rangka mendukung pelestarian ekosistem pantai dan pemberdayaan masyarakat pesisir di daerah Wonorejo dengan berkontribusi untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat juga untuk memanfaatkan aset pemkot buat warga,” tambah pimpinan dewan ini.

Koordinator Aktivis Nol Sampah di Surabaya Wawan menjelaskan bahwa objek destinasi wisata alam perlu mendapat perhatian dari Pemkot. Baginya, kunci dalam pengelolaan wisata alam adalah pembatasan pengunjung wisata, sehingga tidak terbuka secara luas yang berpotensi merusak kelestariannya.

“Wisata alam perlu perlakuan yang khusus karena tujuannya adalah lebih ke edukasi dan ekowisata, maka semestinya ada pembatasan jumlah pengunjung karena kunjungan ke wisata alam dalam jumlah yang besar bisa berdampak kepada ekosistem juga,” ujarnya.

Dirinya juga menuturkan bahwa penanaman bibit pohon mangrove di kawasan Wonorejo telah dilakukan sejak tahun 2012 bersama dengan sejumlah elemen masyarakat setempat. Wawan menambahkan bahwa untuk tingkat keberhasilan tumbuhnya bibit mencapai sekitar 70% dari total yang ditanam.

Ketua Paguyuban Petani Tambak Wonorejo Ratno yang juga penerima penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Jatim tahun 2018, menuturkan bahwa banyak hasil alam dari Hutan Mangrove. Ragam hasil alam Hutan Mangrove Wonorejo salah satunya berbentuk produk UMKM berupa Syrup Mangrove Bogem. Produk ini hasil olahan dari buah pohon mangrove yang memiliki kandungan Vitamin C yang tinggi.

“Ada 50 nelayan tambak dalam satu perkumpulan kelompok di wilayah Hutan Mangrove di kawasan Wonorejo ini. Hasil tambak di antaranya mulai dari udang windu hingga bandeng,” tambah Ratno. Dirinya berharap agar Pemkot Surabaya menjadikan kawasan Hutan Mangrove meningkat dari yang hanya sebagai tempat sarana sosialiasi kemudian sebagai wilayah percontohan wisata.

Terpisah, Dinas Kehutanan Jawa Timur Sarpan menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan koordinasi bersama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya untuk meperoleh data valid mengenai informasi lahan yang ada di Surabaya agar kemudian bisa dilakukan pemetaan terkait program kehutanan di Kota Surabaya.

Agenda ini juga diikuti oleh Jejak.in, sebuah start-up yang bergerak di bidang pemantauan pohon dan hutan, kalkulator emisi karbon, serta pasar penyeimbangan karbon dan pohon. Melalui agenda ini perwakilan Jejak.in Adi menguraikan bahwa pentingnya dalam menjalin kolaborasi untuk menjaga lingkungan. Kini mereka menggandeng Go-jek sebagai mitra dalam menyukseskan program Gogreen yang tersedia di aplikasi layanan tersebut.

“Kami memiliki program Adopsi Hutan, dan salah satunya ada di Jawa Timur, dengan konsep menjadikan Pohon sebagai “anak”, maka para pengguna layanan Go-Jek bisa berdonasi dalam bentuk tanaman dan dapat melalukan tracking tanamannya, sehingga mengetahui perkembangan pertumbuhan pohonnya yang telah disematkan barcode saat proses penanaman, salah satunya juga diaplikasikan pada agenda ini,” imbuhnya.

Terakhir di sesi kegiatan ini Reni Astuti yang turut terlibat dalam agenda penanaman 500 bibit pohon mangrove juga mengikuti program adopsi hutan dengan menandai salah satu bibit yang ia tanam dengan barcode. Dirinya menghimbau agar tidak membuang sampah sembarangan, selain untuk mengaja lingkungan, tentu karena dapat merusak ekosistem mangrove yang telah tumbuh dan berdampak di daerah pesisir Kota Surabaya.

Agenda kemudian ditutup dengan sesi ramah tamah dan juga foto bersama. Turut hadir dalam agenda penanaman bersama Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya di antaranya pihak Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, LSM Lingkungan Koordinator Aktivis Nol Sampah Surabaya, Ketua Paguyuban Petani Tambak, dan para petani tambak serta nelayan setempat.