Munculnya kasus penyebaran Covid-19 antara guru di lingkungan sekolah di Surabaya, PGRI setepat meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menerapkan Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) bergantian untuk para guru.

Hal ini tertuang dalam surat permohonan nomor 046/Org/Kot/XXII/2020yang dibuat PGRI Kota Surabaya tanggal14 Agustus 2020.

Ketua PGRI Kota Surabaya, Sumarto menjelaskan, permohonan tersebut diajukan mengingat banyaknya guru serta tenaga pendidik (tendik) di Surabaya yang meninggal karena Covid-19.

Bahkan selama pandemi ini sudah ada 28 guru dan kepala sekolah yang meninggal diduga karena Covid-19.

“Sejak pandemi para guru berguguran, memang tidak semua murni karena Covid-19, sebagian juga memang punya penyakit bawaan,” ungkap Sumarto usai berdialog dengan Wakil Ketua DPRD, Reni Astuti, Sabtu (15/8/2020).

Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah untuk menerapkan kebijakan agar para guru bekerja dari rumah.

Hal ini untuk mencegah adanya klaster baru di lingkungan sekolah.

Karena, Sumarto menilai para guru yang bekerja di kantor kurang disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Satu sekolah guru yang masuk bisa lebih dari 50 orang.

Kalau kebijakan dinas harus selalu masuk dan teman-teman kurang disiplin ya seperti di SDN Ngagel satu, satu yang positif kemudin menyebar ke 11 guru lain,” urainya.

Selain itu, ia juga berharap agar semua guru baik negeri maupun swasta melakukan rapid tes guna mencegah terjadi penularan Covid-19 antar guru.

“Guru yang tidak enak badan sebenanrnya disuruh istirahat, tapi kadang para guru ini juga tidak jujur kemudian tetap masuk.

Jadi kami juga meminta kejujurn guru-guru dalam kesehatannya,” ungkapnya.

Sementara itu, menanggapi surat permohonan PGRI Kota Surabaya, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti mengungkapkan ada berbagai kendala dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Baik dari segi siswa, orang tua maupun guru sehingga dari sisi guru juga perlu diperhatikan kondisi kesehatannya untuk menyiapkan pembelajaran.

“Kesehatan guru memang harus dijamin dengan aktivitas yang padat masuk sekolah setiap hari,”urainya.

Selain itu, aktivitas guru di sekolah selama ini berkutat dengan komputer untuk melakukan PJJ.

Sehingga sebenarnya kebijakan WFH bisa diterapkan untuk para guru.

“Saya lihat aktivitas guru di sekolah ya tidak ada murid melakukn pembelajaran di depan laptop, sementara guru juga punya anak yang melakukan PJJ,”ujarnya.

Reni melihat kebijakan WFH bisa diambil agar tidak ada cluster baru di lingkungan sekolah.

Sehingga WFH bisa menjadi langkah pencegahan penyebaran Covid-19.

Sumber :

https://surabaya.tribunnews.com/2020/08/15/guru-berguguran-pgri-surabaya-minta-wali-kota-risma-bisa-beri-kebijakan-ini?page=2