Apa jadinya jika berita yang sehari-hari dibaca presenter, dilakukan oleh pejabat publik? Hal itu lah yang dilakukan Walikota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti.

Didapuk menjadi pembaca berita di RRI Surabaya, Erik dan Reni tampak kompak.” Agak derdek tadi, takut keliru yang dibaca. Tapi kalau diajak lagi siap,” ungkap Eri.

Sementara itu bagi Reni Astuti, membaca berita, terlebih formal seperti di RRI baru pertama kali dilakukan. Meski sempat keselip kata, bagi Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, baca berita mempunyai kesan dan tantangan tersendiri.

“Ini pengalaman pertama butuh konsentrasi. Saya tadi keselip satu kata,” kata Reni sembari tersenyum.

Melalui RRI, Eri Cahyadi dan Reni Astuti juga berpesan kepada masyarakat Surabaya untuk tidak lengah terhadap penyebaran Covid-19.

Meski saat ini Surabaya sudah memasuki level dua, mereka menekankan pentingnya Protokol kesehatan menjadi hal utama.

“Jangan lengah, karena Covid-19. Saya yakin dengan kekuatan warga  Surabaya. Kami dengan forkompimda terus berupaya menargetkan zona hijau. Tetap patuhi Protokol kesehatan,” papar Eri

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini bahkan mengaku akan total untuk menciptakan Surabaya sehat. Sinergi antar Pemkot dan DPRD serta stakehoulder akan terus ditingkatkan.

“Ini tantangan. Kita pantang menyerah. Saya akan bertarung habis- habisan tidak ada kata untuk menyerah. Tujuan kami satu bagaimana rakyat Surabaya terlepas dari zona merah, kuning tapi hijau, ekonomi bergerak, sehingga warga mencapai titik kebahagiannya,” ujarnya.

Senada, Reni Astuti, optimis Surabaya mampu bangkit. Level dua yang disematkan pemerintah pusat menjadi penyemangat untuk bergerak lebih baik.

“Kalau pak Walikota menargetkan dua pekan lagi bisa zona satu bahkan hijau. Kami harus bersama-sama mewujudkan itu. Optimis kita punya energi mewujudkan itu,” katanya.

Selepas membaca berita, Eri Cahyadi dan Reni Astuti juga menyempatkan diri melihat secara langsung koleksi-koleksi alat siar yang di miliki RRI Surabaya.

Di Galeri Tri Prasetya, total ada 43 koleksi alat siar dari masa ke masa yang dipamerkan. Eri dan Reni juga merasa kagum ketika mendengarkan pidato Proklamasi Bung Karno yang diputar di media perekam magnetik analog.

“Ini sudah sejak tahun 1960 sudah ada ya. Masih ada ya. Terdengar ada kresek-kreseknya. Kayak tempo dulu. Ini masih terawat dengan baik,” terang Eri.

Selain perekam pita lawas. RRI Surabaya juga mempunyai telegraf yang dimanfaatkan pada tahun 1951. Selain itu juga ada radio-radio Kuno,  pemutar vinyl piringan hitam dan masih banyak lagi.

Menjelang hari Ulang Tahun RRI ke-76, 11 September 2021, RRI Surabaya sengaja mengundang pejabat untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui membaca berita di Buletin Info Prima.

Berita-berita yang dihimpun Reporter itu diputar pada pukul 16.00 – 16.30 WIB. Buletin Info Prima juga di relay stasiun RRI Korwil, baik itu, Malang, Madiun, Sumenep, Jember, stasiun estafet Tuban dan Studio Produksi (SP) Kediri.

 

Sumber:

Jadi Pembaca Berita, Eri Cahyadi- Reni Astuti Tampil Meyakinkan – Tren | RRI Surabaya |

 

Berita Serupa:

Duet Eri Cahyadi – Reni Astuti jadi Presenter Dadakan di RRI | TIMES Indonesia

Jadi Penyiar Radio, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Akui Peran Penting Media – Surya.co.id (tribunnews.com)

Jadi Pembawa Berita pada HUT RRI ke-76, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi: Ndredeg, Takut Kecekluk (bacasaja.id)