Pagelaran Pameran Virtual di Kota Surabaya (Surabaya Virtual Expo) pada 9-11 April menarik atensi publik Kota Pahlawan. Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini diikuti total 154 peserta dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mewakili 154 Kelurahan di Kota Surabaya. Pagelaran ini menampilkan berbagai macam produk UMKM, mulai dari makanan dan minuman (mamin), hasil kerajinan tangan, hingga tata busana.

Salah satunya ialah karya batik fusion hasil produksi dari Shantika Fashion yang menarik perhatian Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti (kerudung oranye) saat kunjungannya ke rumah produksi pada Selasa (6/4). Di sana, Reni Astuti menilik secara langsung giat aktivitas di rumah produksi Shantika Fashion yang bertempat di Jl. Simorukun VI No.14, Kelurahan Simomulyo. Nampak politisi perempuan PKS ini mengikuti satu per satu proses pembuatan batik. Mulai dari pencoletan gradasi kain hingga tahap mencanting batik.

Reni menuturkan bahwa Shantika Fashion sudah banyak memberikan kontribusi bagi UMKM di Kota Pahlawan yang turut serta kini membina berbagai UMKM sekaligus sebagai pahlawan ekonomi di Kota Surabaya. “Kita doakan teman-teman UMKM lainnya bisa terus berinovasi; mari dukung dan sukseskan UMKM di Kota Surabaya,” ucapnya

“Semangat dan terima kasih kepada Shantika Fashion yang membantu warga kota Surabaya dengan pemberdayaan masyarakat setempat untuk menghasilkan produk-produk batik sekaligus memberi kesempatan anak-anak di sekitar untuk belajar dan berkarya,” tambah politisi perempuan PKS ini.

Reni Astuti juga menyampaikan apresiasi kepada Pemkot yang telah memberi support dan kesempatan kepada para UMKM serta mendorong pegawai-pegawai di Pemkot untuk membeli produk-produk UMKM. “Saya apresiasi Surabaya Virtual Expo 2021 yang diikuti 154 UMKM mewakili 154 kelurahan di Surabaya. Ayo sukseskan, harus dilanjut dengan kebijakan-kebijakan pro UMKM lainnya. Diantaranya gunakan belanja pemerintah untuk menghidupkan sektor UMKM. Dari data pemkot tahun 2019, Surabaya ada 26.854 UMKM. Lakukan mapping UMKM yang puluhan ribu tersebut. Kolaborasi dengan berbagai stakeholder kota, Bela Beli Bina UMKM,” imbuhnya.

Shanty Octavia Utami selaku owner Shantika Fashion menjelaskan bahwa inovasi pembuatan kain batik dengan teknik fusion ini dimulai sejak tahun 2017. “Awalnya hanya melukis dan membuat batik pada umumnya, namun perlu inovasi baru sehingga bisa menjadi perbedaan dengan batik-batik lainnya dan punya nilai tambah serta berdaya saing bagi produk-produk yang dihasilkan Shantika Fashion,” ungkapnya.

“Prosesnya mulai dari media awal yaitu kain disusun, terus dibentuk mirror, kemudian diberikan air garam sebagai katalis direndam selama satu pekan, langkah berikutnya adalah metode fusion yang beragam kalau ini antara ecoprint, teyeng (pengkaratan), atau shibori nanti tambah lagi jadi satu pekan proses,” ujarnya sembari menunjukan kain batik yang masih dalam proses pembuatan.

Dirinya menambahkan jika durasi pencoletan sendiri memakan waktu hingga satu hari lamanya. Salah satu metode yang sedang digarap adalah perpaduan antara teknik pengkaratan dan eco-print. Batik karya Shantika Fashion ini berbahan dasar kain rayon sehingga ketika dikenaakan memberikan rasa adem. Butuh kesabaran selama proses pembuatannya sampai bisa jadi dan dikenakan sehingga produk batik nampak indah ketika dipakai. Keseluruhan proses pembuatan batik hingga selesai membutuhkan waktu sampai 2 pekan lamanya.

Banyak pengrajin batik lainnya bahkan dari luar Jawa Timur datang untuk belajar ke Shantika Fashion. “Kami juga sering menerima pelatihan ecoprint dari berbagai pengrajin batik contohnya Yogyakarta yang ingin mendalami tentang teknik-teknik fusion hasil dari karya kami,” ucapnya. Harga dari produk batik fusion ini bervariasi, pembeli hanya dikenakan kocek mulai dari Rp 175 hingga Rp 300 Ribu sudah bisa memiliki kain batik karya Shantika Fashion.

Nampak juga sejumlah siswi SMKN 12 Kota Surabaya dari jurusan tekstil tengah fokus membuat kain batik. Mereka yang sedang magang selama 3 bulan ini mengaku senang dan merasa keterampilan mereka tersalurkan serta menambah pengetahuan tentang pembuatan batik. “Magang di Shantika Fashion ini sangat bermanfaat, bila di sekolah hanya tahu secara teori tapi di sini belajar secara langsung dengan praktik, bu Shanty juga mengajari kami dengan sabar,” ucap salah seorang siswi peserta magang.

Banyak penghargaan yang telah diperoleh oleh Shanty melalui olahan batiknya, baik skala regional Jawa Timur hingga nasional. Shantika Fashion mewakili UMKM dari Kelurahan Simomulyo sebagai satu dari total 154 peserta yang berpartisipasi dalam ajang Pameran Virtual ini. Nantinya, berbagai macam produk UMKM termasuk juga olahan batik Shantika Fashion akan ditampilkan melalui media foto untuk dipajang saat Surabaya Virtual Expo 2021 berlangsung.

Berita Serupa:

Ribuan UMKM di Kota Surabaya butuh perhatian pemerintah – ANTARA News Jawa Timur