Pimpinan DPRD Surabaya menilai keluarga tangguh dan kompak mempunyai peranan penting sebagai benteng menghadapi pandemi COVID-19 dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional tanggal 29 Juni 2021.

“Generasi yang tangguh lahir dari keluarga yang tangguh,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, pada momen Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini, dirinya mengajak kepada seluruh keluarga khususnya yang ada di Kota Surabaya agar menjadi keluarga yang tangguh dan kompak. Selain itu, keluarga adalah tempat terbaik untuk saling mengingatkan dan menguatkan. 

“Keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam mendidik, melindungi, dan memelihara anak-anak,” ujarnya. 

Sebagai unit sosial terkecil di masyarakat, lanjut dia, keluarga berperan dalam penanaman dan pembiasaan protokol kesehatan agar saling mengingatkan, apalagi klaster keluarga makin banyak didapati saat lonjakan COVID-19 saat ini.

Bagi Reni, keluarga memiliki andil untuk membekali dan mengajarkan sesama anggota keluarga untuk rutin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Dengan demikian, penguatan keluarga sebagai fungsi perlindungan, sosial, dan pendidikan perlu ditingkatkan dalam upaya penanganan pandemi COVID-19. 

“Pemkot harus memberi perhatian kepada ketahanan keluarga baik aspek ekonomi dan kesehatan.  Di masa pandemi agar memastikan bahwa edukasi mengenai kebijakan-kebijakan serta utamanya kepatuhan prokes bisa tersosialisasikan dengan baik. Setiap lapisan masyarakat harus memahami dan menjadikan keluarga sebagai bagian yang penting dan tak terpisahkan dalam membantu pemerintah menekan dampak pandemi COVID-19,” kata Reni. 

Selain segi kepatuhan prokes, Reni juga turut menyoroti terkait pemenuhan kecukupan gizi bagi keluarga-keluarga di Kota Surabaya selama pandemi COVID-19. 

Untuk itu, politisi perempuan PKS ini mendorong Pemkot Surabaya agar memastikan pelayanan kesehatan dan kebutuhan gizi keluarga-keluarga di Surabaya tercukupi dengan baik.  

“Di masa pandemi, kecukupan gizi warga harus diperhatikan, utamanya gizi anak dan ibu hamil dan menyusui serta keluarga yang rentan problem ekonomi,” ujarnya.

Sumber: