Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti mendukung langkah Pemkot Surabaya untuk melakukan tes yang lebih massif, “Apalagi jumlahnya paling banyak untuk wilayah kelurahan setelah test yang dilakukan Badan Intelejen Negara (BIN). Saya kira ini upaya yang sungguh-sungguh untuk melakukan pengendalian” ujarnya saat memantau lokasi rapid dan swab test di Kelurahan Dukuh Setro, Tambaksari, kemarin (23/7)

Namun, pihaknya berharap pemkot tidak menjadikan uji cepat sebagai acuan utama langkah pencegahan. Akurasi yang rendah menjadi salah satu alasannya. Pemkot harus memperbanyak tes usap. “salah satu upaya pemkot yang menurut saya bagus adalah swab untuk orang yang telah di tracing. Mereka yang kontak langsung otomatis di swab test,” kata anggota Fraksi PKS tersebut.

Reni juga mengingatkan agar tes seperti itu memperhatikan data yang akurat dan riil serta benar-benar menggambarkan kondisi setiap kelurahan. Dengan begitu sasaran dan tujuan untuk pemutusan rantai penularan berhasil, “Jangan pula terlena dengan hasil tes yang nonreaktif,” tegasnya.

Pemkot saat ini membangun laboratorium kesehatan daerah (labkesda). Nanti tempat itu akan berkapasitas hingga 4.000 sampel swab. Perluasan tes bisa ditingkatkan. Reni menuturkan bahwa Pemkot harus memanfaatkan betul fasilitas labkesda yang akan beroperasi pada Agustus tersebut. “Swab ini penting untuk mendeteksi kasus konfirmasi tanpa gejala. Nah, sekarang tinggal bagaimana rencana pemkot untuk memperluas jangkauan itu” jelasnya.

Dana yang telah dihabiskan untuk penanganan covid-19 hingga kemarin mencapai Rp. 503 miliar. Jumlah itu bersumber dari APBD, bantuan swasta dan pemerintah pusat.”Pemkot menganggarkan Rp. 153 miliar untuk penanganan covid-19,” ungkapnya.

Sumber : Jawa Pos Tanggal 24 Juni 2020