Surabaya – Layanan gratis pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), akta kelahiran, dan akta kematian di Kota Surabaya belum berjalan sepenuhnya khususnya di tingkat kelurahan dan kecamatan.

Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Simon Lekatompessy, Jumat, mengatakan, pihaknya masih menerima banyak laporan pungutan liar (pungli) dari masyarakat yang dilakukan oknum aparat hampir di seluruh kelurahan dan kecamatan se-Surabaya.

“Besarnya pungli itu beragam dan sifatnya seikhlasnya,” katanya.

Menurut dia, bahkan masih ada warga yang dipungut aparat pemerintahan di kelurahan maupun kecamatan sebesar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu. Namun, pihaknya tidak ingin membuka blak-blakan, dikhawatirkan ada reaksi dari pemkot dengan memecat lurah dan camat itu.

Namun demikian, Simon Lekatompessy mengaku pernah mengetahui sendiri tindakan pungli di Kecamatan Wonocolo. Waktu itu, ia mendatangi kantor kecamatan dan mengetahui ada warga yang mengurus KTP namun ada oknum pegawai kecamatan yang mengatakan biayanya seikhlasnya.

“Seikhlasnya, Rp5 ribu juga boleh,” kata Simon menirukan perkataan oknum pegawai kecamatan.

Simon mengatakan Perda yang mengatur penggratisan retribusi identitas sudah diterapkan sehingga tidak ada biaya apapun untuk pembuatan identitas.

“Tapi kok masih ada pungli itu. Mungkin lurah dan camat tidak mau, tapi bawahannya itu yang minta. Saya minta, ada pengawasan penerapan pembuatan KTP ini,” katanya.

Hal sama juga diungkapkan anggota Komisi C lainnya, Reni Astuti. Menurut Reni, di tingkat kelurahan dan kecamatan masih banyak pegawai honorer yang hanya diberi honor sekitar Rp300 ribu per bulan.

“Rendahnya honor itu kemungkinan membuat aparat itu mencari tambahan dengan melakukan pungli,” katanya.

Kepala Bagian Pemerintahan Iravan Widianto mengatakan, wali kota sering mengumpulkan lurah dan camat supaya aparat melayani warganaya dengan baik. Mengenai pegawai honorer, gaji sebesar itu tidak bisa dijadikan alasan untuk melakukan pungli.

“Ini bagian dari tugas kami. Namun, kami butuh waktu untuk memperbaiki ‘performance’ (penampilan) di sana,” kata mantan camat Rungkut ini.

AntaraJatim.com, 13 Mei 2011