Kebijakan pemkot untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar jenjang SMP di tengah Pandemi yang berkepanjangan menjadi perhatian warga Surabaya. Rencana dibuat lantaran sejauh ini Pemkot Surabaya masih mengklaim wilayahnya telah menjadi zona hijau.

Untuk memastikan kesiapan pemkot, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti turun ke SMPN 15 Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, SurabayaJawa Timur, Kemarin (3/8/2020) Reni melihat langsung simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah itu. Sabtu lalu (1/8) sekolah tersebut mengadakan simulasi yang hanya diikuti guru dan tenaga pendidik lainnya.

Sebelum masuk sekolah, pihak sekolah memastikan bahwa siswa menerapkan protokol kesehatan. Yaitu, memakai masker dan mencuci tangan.

Sekolah menyediakan sepuluh wastafel sebagai tempat membersihkan tangan.

Selanjutnya, pengecekan suhu tubuh. Siswa yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat Celsius tidak diperkenankan masuk. Mereka diminta mengikuti pelajaran dari rumah.

Siswa yang suhu tubuhnya normal diperbolehkan masuk. Mereka harus melewati bilik sterilisasi untuk disemprot cairan disinfektan. Tujuannya, mematikan virus korona yang menempel di seragam dan tas.

Sebelum masuk, siswa berbaris. Jarak antar pelajar diatur minimal 1 meter. Sejurus kemudian, guru memberikan face shield atau pelindung wajah. Fungsinya, mengantisipasi perpindahan droplet.

Aktivitas di dalam kelas pun diatur. Setiap kelas maksimal hanya menampung 20 siswa. Selebihnya mengikuti pembelajaran lewat daring. Ruang kelas pun sudah dilengkapi hand sanitizer.

Dari hasil pemantauan, Reni menyatakan bahwa sarana-prasarana di SMPN 15 tersebut sudah lengkap. Sekolah itu siap menggelar kembali pembelajaran tatap muka.

Sementara, pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), dr Windhu Purnomo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengurungkan rencana untuk kembali membuka kegiatan belajar mengajar tatap muka bagi jenjang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kota Pahlawan masih berstatus zona merah virus corona (Covid-19) atau berisiko tinggi penularan corona alasan Windhu di kutip dari CNN.

Surabaya masih zona merah. Kalau masih belum hijau tidak boleh buka-buka sekolah itu, belum,” ujar Windhu, Rabu (5/8).

Ia menyebutkan sekolah mestinya baru boleh buka saat zonasi sudah berubah hijau. Sementara, Surabaya saat ini masih berstatus merah, belum oranye atau kuning, apalagi hijau.

Bahkan ketika zonasi Surabaya telah berubah hijau pun, menurut Windhu, pemkot tak bisa sekonyong-konyong membuka kegiatan belajar mengajar tatap muka siswa SMP.

“Itu pun kalau sudah hijau, bukan hijau semangka luar hijau dalamnya merah. Hijau betul saja tidak bisa langsung buka SMP,” ujarnya.

Sumber :

https://portalsurabaya.pikiran-rakyat.com/suroboyoan/pr-22654648/pakar-epidemiologi-ingatkan-surabaya-zona-hijau-semangka-kulit-hijau-dalam-merah