Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya

Reni Astuti, S.Si.

Pemuda adalah aktor kunci dalam pembangunan bangsa. Berbagai peristiwa besar di masa lampau tak luput dari kiprah besar pemuda. Kita tentu ingat peristiwa Konggres Pemuda II yang melahirkan sumpah pemuda. Sumpah pemuda dalam perjalanannya memberikan kesatuan pandangan kebangsaan dan identitas bersama sebagai sebuah bangsa Indonesia. Kemudian Proklamasi Kemerdekaan RI tak dapat dilepaskan dari peristiwa penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok oleh pemuda Sukarni dan Wikana. Runtuhnya Orde Baru dan terbitnya Era Reformasi juga dimotori oleh aksi besar-besaran mahasiswa menduduki senayan hingga memaksa Presiden Soeharto mundur dari jabatan. Peran besar pemuda tidak dapat diragukan lagi dalam membangun  bangsa.

Tentu saja, pembicaraan tentang pembangunan bangsa tak dapat meninggalkan pembangunan pemuda. Begitupula dengan pembangunan Surabaya. Sejarah mencatat, perlawanan gagah berani arek-arek Suroboyo bersama santri dan kyai pada  10 November 1945 meletus akibat gaungan pidato pembakar semangat Bung Tomo. Saat itu, Bung Tomo masih berusia 25 tahun. DNA Bung Tomo sebagai pejuang tumbuh dan membekas sebagai warisan bagi pemuda Surabaya hingga kini.

Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada tahun 2019 menyebutkan jumlah pemuda di Surabaya yaitu penduduk usia 15-29 tahun (UU 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan menyebutkan usia 16-30 sebagai pemuda) sebanyak 702.651. Pada era bonus demokrasi nanti penduduk dengan rentang 16-30 akan menjadi penduduk produktif yang akan menjalankan pembangunan di Surabaya. Penting kemudian untuk mempersiapkan masa depan Surabaya dengan mempersiapkan kota yang menjadi tempat bertumbuhnya generasi penerusnya.

Pembangunan Surabaya harus mampu melibatkan dan menyiapkan generasi penerusnya. Agar kelak ketika estafet kepemimpinan Surabaya dipegang oleh pemuda hari ini, maka pembangunan Surabaya dapat berjalan lebih baik. Sebab pembangunan Surabaya adalah sebuah kontinuitas. Keberlanjutan kepemimpinan. Generasi yang saat ini memimpin Surabayaa  akan melengkapi yang sebelumnya. Generasi yang lalu akan memberikan pondasi bagi generasi selanjutnya. Semuanya meletakkan batu bata dalam pembangunan dan perkembangan Surabaya, maka kedepan pemuda sebagai pemegang estafet kepemimpinan selanjutnya adalah melanjutkan batu bata pembangunan yang belum selesai.

Pemuda Surabaya hari ini telah banyak yang kembali berbicara idealisme, berkomunitas, mengisi ruang publik dan banyak berkontribusi pada masyarakat. Saya percaya bahwa setiap dari pemuda Surabaya  adalah pemuda yang memiliki aksi solutif dan karya prestatif. Maka tugas kita bersama adalah menyamakan langkah agar setiap gerak bermuara pada pembangunan Surabaya.

Oleh karena pemuda sebagai kelompok masyarakat yang penting dalam sebuah kota, maka potensi dan tumbuh kembangnya harus diwadahi dalam sebuah kota yang ramah akan pemuda. Saya mencanangkan Youthful Surabaya : Membangun Surabaya Lewat Pemuda. Youthful Surabaya merupakan indikator sejauh mana Surabaya bisa “ramah” bagi pemuda dan memfasilitasi kehidupan mereka. Melalui youthful city, kami menginginkan agar pemuda punya ruang sebagai subjek pembangunan yang turut serta membangun Kota Surabaya.

Berdasarkan Youthful City Global Index setidaknya ada tiga kategori besar untuk menentukan sebuah kota ramah bagi tumbuh kembang dan melibatkan pemuda dalam pembangunannya yaitu

Kebutuhan untuk hidup (life) yaitu suasana lingkungan, fasilitas kesehatan, akses digital dan akses keterlibatan bagi warga sipil dalam pembuatan kebijakan, sarana transportasi umum yang nyaman.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kenyamanan hidup di Surabaya bagi pemuda perlu perbaikan sistem transportasi umum di Surabaya menggunakan transportasi berbasis rel untuk wilayah gerbangkertasusila dan mengelola transportasi yang sudah ada sebagai feeder seperti angkot, bus kota, ojek online, bus suroboyo, kereta komuter. Serta perbaikan sistem komunikasi dan informasi untuk mendukung Surabaya sebagai smart city. Digitalisasi pada ruang-ruang publik seperti area taman, tempat beribadah, balai RW, kelurahan dan kecamatan. Keterbukaan informasi publik dan kemudaan akses informasi dan pelayanan publik yang cepat, nyaman dan memberikan kepastian.

Pemuda harus dilibatkan dalam pengambilan kebijakan melalui transparansi kajian kebijakan, naskah akademik perda dan rancangan perda, sehingga siapapun dapat memberikan masukan. Kanal-kanal pemuda seperti ormas dan komunitas serta organisasi di sekolah dan perguruan tinggi dapat memberikan masukan melalui platform areksuroboyo dan diberikan jawaban atas pertanyaan dan masukan secara real time. Pengambil kebijakan juga harus sering mengunjungi kanal-kanal pemuda untuk melakukan diskusi secara terbuka dan egaliter. Forum akademis seperti sekolah, perguruan tinggi dan komunitas terus didorong untuk melakukan pengawalan atas kebijakan pemerintah kota.

Dimensi kerja dan sekolah (work) yaitu ketersediaan lapangan kerja, pendidikan kewirausahaan dan balai latihan kerja, akses pendidikan yang layak, beasiswa pendidikan, kemudahan fasilitas dan akses untuk menaikkan skill.

Dimensi kerja dan sekolah setidaknya dapat dipetakan menjadi tiga yaitu :

  • Sekolah :
  • Talent mapping oleh BK
  • Link and match dengan dunia kerja
  • Pembentukan satgas anti putus sekolah di tiap kelurahan yang mendata dan memantau penduduk usia sekolah agar mampu mengakses pendidikan yang layak.
  • Pencarian bakat seni dan olahraga hingga ke kampung-kampung untuk kemudian akan diberikan pelatihan.
  • Beasiswa kuliah
  • Beasiswa siswa dan mahasiswa prestatif
  • Beasiswa atlet prestatif
  • Beasiswa seniman
  • Beasiswa Walikota Surabaya (untuk pemuda yang berdampak dan berkontribusi pada masyarakat).
  • Kerja :
  • Pelatihan kerja
  • Upgrade skill bagi pencari kerja
  • Perlindungan bagi pekerja muda dalam negeri
  • Self Improvement
  • Sertifikasi
  • Konserling, Motivasi dan Penyuluhan Mental Health

  • Sekolah
  • Surabaya sebagai kota yang nyaman untuk berusaha
  • Akses permodalan bagi usaha (ada kompetisi dan kompetensi yang harus dipenuhi)
  • Kemudahan dan kepastian perizinan
  • Akses informasi yang transparan
  • Marketing
  • Konsultasi usaha dan kelas enterpreneur gratis
  • Pelatihan dan pendampingan usaha oleh mitra yang ditunjuk.


Dimensi bermain (play)
yaitu ketersediaan ruang bermain bagi generasi muda seperti ruang publik, tempat makan, cafe, warung kopi, tempat nongkrong, tempat berolahraga, mewadahi seni dan krativitas pemuda.

Pemkot dapat mewadahi potensi pemuda berupa komunitas dan kelompok masyarakat yang mendukung terbentuknya kawasan seni teater, seni tradisional, kawasan keagamaan, kawasan politik dan kawasan ekonomi serta kawasan olahraga. Gandeng komunitas dan kelompok masyarakat yang sudah lama bergerak di bidang tersebut dan berikan stimulus anggaran. Terbentuknya ruang publik yang mendukung potensi pemuda akan mendukung pula dimensi kerja (work) dan hidup (life). Akan memunculkan potensi untuk berusaha dan lapangan pekerjaan. Sektor pariwisata dapat didukung.

Tentu konsep dan gagasan ini masih jauh dari sempurna dan perlu masukan dari pemuda-pemuda Surabaya. Harapanya, konsep Youthful Surabaya, menjadi pijakan awal dan inisiator kota yang ramah bagi pemuda. Dengan melibatkan pemuda sebagai subyek dalam pembangunan Surabaya, Surabaya dapat melesat dan tumbuh hebat. Momen hari pemuda internasional yang jatuh pada tanggal 12 Agustus 2020 dapat menjadi momentum bagi pemuda Surabaya dan kita yang peduli dengan generasi penerus Surabaya dapat mengakomodir gagasan dan menciptakan ruang publik yang ramah bagi anak muda. Gagasan dan konsep Youthful Surabaya telah saya sampaikan. Perkenankan agar gagasan ini dapat diwujudkan dan diperjuangkan. Maka izinkanlah saya mengajak pemuda untuk bersama mewujudkan mimpi di Surabaya.

PPT dapat diakses di :