Bertempat di ruang kerja Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti berbincang bersama Bang Jarwo melalui kanal Podcast ASPIRASI, pada Senin (08/03/2021). Bang Jarwo ialah seorang pengusaha tempe yang telah merintis bisnisnya sejak tahun 2014. Namun sebelum sukses seperti sekarang, siapa sangka dirinya pula pihak yang paling vokal menolak penutupan Dolly kala itu.

Dirinya memulai bisnis berbekal 3Kg kedelai, modal senilai Rp150.000,- dan proses pengolahan yang masih tradisional. Ia juga memanfaatkan fasilitas program Pemkot bagi warga Dolly yang terdampak, sehingga memperoleh mesin giling di tahun 2015, sehingga menunjang produksi olahan tempenya.

Keterampilan mengolah tempe ia dapat selama masa peralihan penutupan Dolly dengan belajar melalui saudaranya. Saat kembali ke Putat Jaya, Bang Jarwo mempraktikan ilmu yang ia miliki ketika bekerja dengan saudaranya.

Usaha yang dirintis bang Jarwo kian berkembang dan kini memberdayakan warga sekitar lewat berbagai varian olahan tempe. Dari yang bersepeda ontel Bang Jarwo menjajakan dagangannya hingga kini bisa mendapatkan pasar yang lebih luas berkat kendaraan motornya.

Menurut pengakuannya, ia sering diminta dalam memasok berbagai kebutuhan Pemkot maupun digandeng saat penyaluran bantuan bagi masyarakat terdampak bencana seperti di longsor Ponorogo beberapa waktu lalu.

Selama pandemi, ia bersama teman-temannya membuat pupuk organik dari limbah kulit kedelai. Pupuk tersebut dimanfaatkan untuk menyuburkan sayur-sayuran yang ia tanam dan hasil panennya dibagikan kepada warga sekitar. Semangat, nilai historis, dan perjuangan yang dilakukan bang Jarwo memberi motivasi dan inspirasi bagi kawan-kawan lainnya.