SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemberitaan di berbagai media soal munculnya nama Mujiaman Sukirno yang sebut-sebut bakal mendampingi Mahfid Arifin (MA) di Pilkada Surabaya 2020, ternyata tak membuat Reni Astuti Bakal Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota asal PKS surut dalam menjalankan misi kerakyatannya.

Diketahui bahwa PKS adalah salah satu parpol pendukung Bacawali Mahfud Arifin (MA) bersama 7 parpol lainnya, yang juga telah menyampaikan usulan nama untuk pendamping MA di posisi Bacawawali, yakni Reni Astuti selaku pemegang mandat dari DPP PKS untuk Pilkada Kota Surabaya 2020.

Sebagai Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mengaku terbiasa melaksanakan berbagai program kerakyatan dengan cara turun langsung ke warga atau menerima pengaduan langsung dari warga, sejak dirinya terpilih menjadi wakil rakyat di periode pertama hingga saat ini di periode ketiga.

Bagi politisi perempuan PKS ini, persoalan sosial di masyarakat Kota Surabaya jauh lebih penting bahkan dianggap sangat urgent ketimbang harus memikirkan posisi atau jabatan, karena dia meyakini bahwa hal itu merupakan amanah yang tidak bisa diminta.

Terbaru, Reni mendatangi Terminal Joyoboyo yang terbangun 5 lantai dan sore harinya kembali terjun ke masyarakat terkait persoalan pendidikan.

“Beberapa waktu lalu rapat dengan dinas perhubungan tentang parkir non tunai di Terminal Joyoboyo, nah tadi saya lihat langsung pelaksanaannya sekaligus ninjau bangunan terminal 5 lantai yang multifungsi,” ucapnya kepada media ini, saat akan meninggalkan ruang kerjanya di Gedung DPRD Surabaya. Rabu (26/08/2020)

Reni mengapresiasi bangunan terminal yang berkapasitas parkir untuk 363 R4 dan 500 an R2 dan bus pariwisata dengan dukungan fasilitas mushola, sentra UMKM dan sentra kuliner. “Manajemen terminal juga modern berbasis IT, saya apresiasi,” jelas Reni.

Reni Astuti Memantau Terminal Joyoboyo Kemarin (26 Agustus 2020)

Sorenya, Reni berkunjung ke 2 keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kejawan Gebang yang mengadu atas problem pendidikan anak-anaknya. Keluarga bu Fadila menyampaikan keluhan ijazah 2 anaknya yang masih tertahan di sekolahnya, sedangkan keluarga bu Maulida menyampaikan soal 3 anaknya yang kesulitan dalam pembelajaran daring.

Tidak hanya itu, Reni juga menceritakan jika baru saja berkomunikasi via ponselnya dalam rangka memberikan pendampingan terhadao 2 warga yang akan melakukan proses kelahiran.

“Bumil butuh tes swab, Bumil 2 akan lahiran anak kembar ada problem NIK terblokir sehingga SKTM sebagai syarat bebas biaya di RS. Problem yang dialami warga dan tersampaikan ke saya, merupakan tanggung jawab yang saya tidak bisa membiarkan warga kesulitan dalam layanan, semoga terbantu,” pungkas Reni.

Sumber :