SURABAYA – Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti, S.Si dan Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) AKBP drs. Suparti, SH., MM mentransfer inspirasi kebaikan ke siswa/siswi baru kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 13 Surabaya Jalan Sidosermo PDK IV/2, Kamis (26/7/2018). Ini ketika keduanya menjadi pemateri Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) bagi pelajar baru.

Reni sebagai politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Surabaya 2020 – 2025 daerah pemilihan Surabaya IV (Wonokromo, Jambangan, Sukomanunggal, Sawahan, Gayungan) menyampaikan materi pembentukan karakter. Pantai menyerah, jujur, peduli, beretika, pantang menyerah adalah diantara nilai-nilai yang ditanamkan.

Zohri (Lalu Muhammad Zohri, red) menjadi manusia tercepat di dunia setelah merebut medali emas pada lomba lari 100 meter skala internasional dijadikan contoh bagi pelajar.

“Zohri, juara dunia pantang menyerah. Dia anak yatim piatu, rumah jelek, untuk membeli sepatu saja kesulitan,” ungkap Reni.

Caleg nomor urut 1 di dapilnya ini lantas menanyakan cita-cita siswa. Apapun cita-cita siswa, untuk menggapainya harus rajin belajar dan selalu menonjolkan sisi baik, yang salah satunya kejujuran.

Setelah mendaulat salah satu siswa menyampaikan lima sila Pancasila, Reni berpesan bahwa ketidakjujuran awal korupsi. Ketika masih sekolah, wujud ketidakjujuran bisa berupa menyontek. Apabila kebiasaan ini berlanjut maka siswa tidak bisa lolos masuk perguruan tinggi negeri (PTN) yang sistem ujiannya berbasis komputer, tidak bisa menyontek.

Sebagai bahan inspirasi, Reni menceritakan kisah sukses pengusaha Chairul Tanjung yang ketika masa kecilnya berjualan singkong. Kini CT (Chairul Tanjung menjadi pengusaha besar dengan jaringan bisnis yang menggurita.

Kepala BNNK Surabaya AKBP drs. Suparti, SH., MM,. menyampaikan sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba. Setelah memutarkan film yang menggambarkan seorang pemuda pecandu dan akhirnya sembuh dan berprestasi, Suparti menyebut di dunia ada 200 lebih jenis Narkoba, yang 60 di antaranya sudah masuk Indonesia.

“Narkoba ada yang bahannya dari tanaman dan sintetis. Semua sama-sama mengandung zat adiktif yang membikin kecanduan. Karena itu yang menggunakan Narkoba tak bisa bekerja fokus. Bisa diobati tapi tidak bisa sembuh total. Jangan mau kalau dikasih meski gratis,” pesan Suparti.

Mantan Humas Polrestabes Surabaya ini setuju jika SMK PGRI 13 berencana membentuk relawan anti narkoba yang bisa membantu kampanye.

Kepala SMK PGRI 13 Sri Wiludjeng didampingi Guru Sejarah dan Pengenalan Lingkungan Syahrul Alim menyebut selain BNNK serta DPRD Surabaya yang digandeng, pihaknya juga bekerjasama dengan Kodim 0832 Surabaya Selatan.

Tentara yang masuk sekolah diharuskan mengajarkan materi seputar wawasan kebangsaan, disiplin, baris berbaris dan lainnya.

“Pengenalan Lingkungan Sekolah dengan menghadirkan pemateri dari pihak luar ini adalah yang kedua. “Kita sudah bermitra dengan Polri, TNI dalam mendidik siswa,” kata Syahrul. (rel)