Ridho Andrianto hampir saja putus sekolah. Di usia yang masih belia, ia harus merawat bapaknya, Supriyadi yang terkena stroke seorang diri. Akibatnya, siswa kelas VI MI Ribath Darul Tauhid Nambangan itu sering bolos. Sudah hampir satu bulan ia di rumah. Berikut kondisi Ridho saat pertema kali ditemui Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti pada 29 Februari lalu, namun kini Ridho dapat bersekolah lagi di SMP Negeri 54 Surabaya. Pagi ini (15 Juli) sebelum menjalankan agenda di gedung dewan, Reni menyempatkan untuk mengunjungi Ridho kembali. Ia turut senang akhirnya Ridho bisa bersekolah kembali dan kondisi Supriyadi berangsur-angsur pulih.

Saat ditemui Reni, Ridho tampak malu-malu, ia hanya menjawab jika ditanya. Kadang ia tersenyuim simpul. Baru hari kedua ini ia mengikuti pembelajaran sebagai siswa SMP. Sebagai bentuk dukungan, Reni membawakan tumpeng untuk mensyukuri kembali bersekolahnya Ridho.  Beberapa lama kemudian, Supriyadi datang sepulang berobat. Wajahnya terlihat cerah. Lebih sehat dibandingkan ketika ditemui Reni 5 bulan lalu. Cak Pri, demikian panggilan akrabnya sudah bisa naik sepeda di depan rumah. Ia berterimakasih karena tak perlu lagi memikirkan biaya berobat karena telah didaftarkan sebagai penerima BPJS-PBI. Ia juga tak perlu memikirkan biaya sekolah Ridho.

Kedatangan Reni disambut doa dan dukungan dari tetangga dan perwakilan warga di Kelurahan Kedung Cowek, Bulak. Diana, salah satu perwakilan warga menuturkan bahwa harapan warga agar Reni dapat memberikan lebih banyak manfaat, tidak hanya untuk Ridho dan keluarga tetapi juga untuk anak-anak Surabaya dan memberikan perhatian pada warga termasuk yang ada di pinggir Surabaya. Calon wakil walikota Surabaya ini menuturkan agar pemerintah kota Surabaya memperhatikan warga yang memiliki program sosial. Hak-hak dasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial harus terpenuhi sebagai prasyarat pembangunan sumber daya manusia Surabaya.