SURABAYA – Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Surabaya terus tumbuh namun belum dibarengi pemasaran produk yang memadai. Ini disampaikan anggota Komisi D DPRD Surabaya, Reni Astuti, S.Si, disela HUT ke-38 Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) di Atrium Rotunda Grand City Mall, Sabtu (21/4/2018).

 

Pada agenda tersebut Reni menyempatkan menghampiri stand-stand yang memajang serta menjual produk UKM di Kota Surabaya. Ada kain batik, cinderamata, produk aroma therapi, dan lainnya. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga berdialog dengan pelaku UKM.

 

“UKM terus tumbuh di Surabaya. Yang menjadi binaan juga terus bertambah. Kegiatan yang menjadi kesempatan pelaku UKM memamerkan dan menjual produknya juga sering digelar pemkot dan pihak lainnya. Namun ini bersifat sementara, ketika ada momentum saja,” kata Reni.

 

Reni berharap ada optimalisasi pemasaran oleh banyak pihak. Menurutnya, pemasaran produk UKM di Kota Pahlawan tidak bisa dibebankan ke Dinas Koperasi dan UKM saja. Namun semua pihak.

 

“Pemasaran berjejaring bisa dilakukan. Misalkan melalui jejaring Dekranasda antardaerah, kabupaten/kota. Dari sini bisa saling mengisi kebutuhan pasar di masing-masing daerah terkait produk yang diperlukan. Khusus untuk batik, denga berjejaring maka tiap kota bisa ditemui produk batik tulis se Indonesia,” imbuh wakil ketua Fraksi PKS DPRD Surabaya ini.

 

Ketua Dekranasda Surabaya, Nanis Chairani memaparkan HUT Dekranasda bertema Kolaborasi Dalam Karya ini dibarengkan dengan Kartini Day. “Selain kami ajak anggota Dekranasda juga perwakilan kecamatan untuk memamerkan produk kriya. Agar dari kecamatan ini tahu bagaimana memamerkan produk,” kata Nanis.

 

Mantan Kabag Humas dan Protokol ini menegaskan pameran di ajang HUT Dekranasda bukan untuk mengejar target penjualan namun lebih untuk menekankan edukasi. “Ini bentuk kampanye mengajak masyarakat belajar membuat produk, membuat, menjual dan akhirnya menjadi pengusaha handal,” harap Nanis.

 

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak pengrajin dan seluruh warga kota untuk mengingat bahwa Surabaya tidak punya kekayaan alam seperti di Bali atau tempat lain. “Karena itu kita harus berjuang keras menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri. Setiap peluang harus dimanfaatkan. Ojo nriman, nrimo. Wis gak usum nrimo itu. Harus terus berupaya keras, untuk anak kita, untuk cucu kita. Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,” pesan Risma.

 

Keberadaan pahlawan ekonomi, pahlawan muda, kata Risma, sebagai bentuk mendorong pertumbuhan di Kota Surabaya berkembang pesat. “Yang bisa mengubah nasib kita adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Wis gak usum prinsip pokok iso mangan,” pesannya lagi.

Dalam tiap kesempatan, anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti, S.Si selalu aktif berkomunikasi dengan unsur eksekutif. Saat HUT Dekranasda di Grand City Mall, Reni bertemu Sekkota Hendro Gunawan, Asisten III Sekkota Hidayat Syah, Asisten II Sekkota M Taswin.

Dalam tiap kesempatan, anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti, S.Si selalu aktif berkomunikasi dengan unsur eksekutif. Saat HUT Dekranasda di Grand City Mall, Reni bertemu Sekkota Hendro Gunawan, Asisten III Sekkota Hidayat Syah, Asisten II Sekkota M Taswin.

Sekadar diketahui, HUT Dekranasda ini menjadi rangkaian Kartinian. Sebelumnya digelar lomba fashion, vocal tunggal, dan dongeng dengan pesertanya anak-anak. Dongeng menjadi sesuatu yang langka namun bisa menjadi wahana menyampaikan pesan-pesan, menjadi sarana mendidik yang harus terus dilestarikan. (rel)