Penerapan kebijakan Puskesmas 24 jam mendapat perhatian dari Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti. Pada Rabu (14/7/2021) malam hingga menjelang subuh dirinya meninjau pelayanan kesehatan di delapan Puskesmas yang tersebar di beberapa wilayah Kota Pahlawan.

Dalam tinjauan tersebut, Reni ingin memastikan kondisi tenaga kesehatan dan petugas yang berjaga. Menurutnya Puskesmas bisa melayani warga 24 jam non stop membutuhkan pengabdian yang luar biasa.

“Saya sampaikan dukungan, semangat, dan ucapan terima kasih kepada beliau semua. Dengan datang ke Puskesmas, saya bisa tahu dan lihat kondisi langsung bagaimana berjibakunya para nakes dan petugas dalam melayani warga Kota Surabaya di masa darurat ini,” ungkap Reni kepada Times Indonesia, Kamis (15/7/2021) sore.

Politisi asal fraksi PKS itu menilai langkah yang diambil Pemerintah Kota dalam menyikapi lonjakan kasus Covid-19 ini patut diapresiasi. Pasalnya, sebelumnya Reni menerima banyak laporan warga yang meninggal di rumah lantaran keterlambatan penanganan medis.

“Warga dengan kondisi sangat berat mencari rumah sakit yang semua hampir penuh. Di sinilah pentingnya penanganan sejak dini saat gejala masih ringan,” ujar Reni.

Melalui pantauannya di delapan Puskesmas, ia menjumpai ragam penanganan kesehatan. Salah satunya di Puskesmas Simolawang, seorang warga datang dengan kondisi sesak napas. Pasien kemudian diberi tindakan bantuan oksigen. Setelah dites usap, kedapatan yang bersangkutan positif Covid-19.

Berbeda, di Puskesmas Bulak Banteng Reni mendapati seorang warga yang mengeluhkan batuk pilek. Setelah dilakukan pemeriksaan, warga tersebut diberi obat dan dipersilakan pulang.

“Sementara itu, di Puskesmas Banyu Urip sebanyak 10 orang warga yang sebelumnya indent isolasi pada malam itu juga diantar isolasi ke Hotel Asrama Haji. Hadir juga di lokasi camat Sawahan yang turun langsung memberikan support. Itu penting untuk para petugas dan nakes agar mereka tidak merasa sendiri,” paparnya.

Lain lagi di Puskesmas Balongsari, seorang warga datang untuk konsultasi mengenai tindakan apa yang dilakukan bagi keluarganya di rumah yang tengah mengalami saturasi oksigen rendah.

Walau semakin larut ada pula seorang ibu yang datang ke Puskesmas dengan menggendong putranya untuk memeriksa kondisi kesehatan.

“Saat saya di Puskesmas Gunung Anyar lewat dini hari, dokter dan perawat tengah mendatangi seorang warga yang dalam kondisi kritis dengan saturasinya oksigen 74 sehingga harus dibawa menggunakan ambulan ke RS dr.Soetomo,” imbuh Reni.

Berdasarkan pantauannya para tenaga kesehatan dan petugas yang bersiaga menjalankan tugas dengan baik, sigap, dan ramah. Mereka juga dibantu oleh petugas Linmas dari kelurahan dan kecamatan sehingga sepenuhnya menjadi beban Puskesmas.

“Semua tenaga kesehatan saya temui tidak mengeluh. Namun saya tahu, beban tugas mereka sangat berat.  Pemerintah harus perhatikan keselamatan dan ketahanan kesehatannya,” pintanya.

Apalagi dalam hasil kunjungannya, Reni mendapati sejumlah Puskesmas menyatakan beberapa tenaga kesehatannya tengah menjalani isolasi mandiri.

“Oleh karena itu, sebenarnya relawan kesehatan juga perlu untuk diperbantukan di Puskesmas. Utamanya yang tenaga kesehatannya memang benar-benar kekurangan. Supaya beban kerjanya tidak tidak terlalu berat yang khawatirnya nanti mereka sakit.

Terakhir, Pimpinan DPRD Surabaya ini meminta agar Pemerintah Kota terus menyosialisasi warga untuk melakukan penanganan dini ketika mendapati dirinya mengalami gejala Covid-19. “Silakan memanfaatkan layanan Puskesmas 24 jam. Agar kondisi keluarga yang terpapar bisa segera kembali pulih dan sehat bahagia” tutupnya.

Sumber:

Hingga Jelang Subuh, Pimpinan DPRD Surabaya Saksikan Pelayanan Puskesmas 24 Jam | TIMES Indonesia